Advertisement

Main Ad

Kontroversi Pendet 2009

Kontroversi tari Pendet 2009 adalah konflik dalam hubungan antara Indonesia dan Malaysia disebabkan oleh sebuah iklan yang mengiklankan pariwisata negara Malaysia menampilkan fitur penari Pendet Bali yang sebetulnya memang bukan tarian Malaysia, sehingga menyebabkan kemarahan bagi warga Indonesia.

Iklan ini ditayangkan dalam sebuah stasiun televisi swasta Singapura bernama Discovery Channel di Malaysia. Hal ini menyebabkan aksi protes di Indonesia. Permintaan ini dibuat oleh para pemerintah daerah, sejarawan budaya, serta pelayanan pariwisata di Indonesia untuk Malaysia demi mengklarifikasikan situasi. Pemerintah Malaysia menyatakan permintaan maaf mereka, namun ditolak oleh menteri pariwisata Indonesia, karena permintaan maaf itu diberikan secara informal melalui telepon, menteri pariwisata Indonesia menuntut permintaan maaf secara tertulis agar terlihat lebih akuntabel.

Pemerintah Malaysia mengatakan bahwa mereka tidak memiliki tanggung jawab untuk iklan tersebut,dan kemudian pihak Discovery TV mengirimkan surat permintaan maaf kepada kedua negara, yang mengatakan bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas periklanan tersebut.

Banyak berita dan editorial Indonesia terus melaporkan bahwa klip menyinggung tersebut adalah iklan permintaan maaf pemerintah Malaysia meskipun dari kantor Discovery Singapura.

Orang Indonesia yang amat nasionalis yang kemudian mengadakan demonstrasi anti-Malaysia. Kelompok Gemars mulai pendaftaran untuk perang melawan Malaysia dan telah mempersiapkan stok makanan, obat-obatan dan senjata termasuk pedang samurai dan bintang untuk ninja lempar. Sekelompok orang bersenjata mendirikan blokade jalan untuk memeriksa orang Malaysia di jalan Jakarta sebelum para polisi mulai melakukan aktivitas mereka. Kelompok ini kemudian tersebar secara sendirinya tanpa menemukan orang Malaysia satupun. Para mahasiswa Universitas Gadjah Mada asal Malaysia di Yogyakarta dilempari telur busuk oleh para mahasiswa setempat.

Pada bulan Agustus 2009, Rektor Universiti Susilo Wibowo menyatakan bahawa Universitas Diponegoro Semarang sudah berhenti menerima pelajar Malaysia bagi tahun akademik 2009-10. Hal itu turut mendapat perhatian penerbitan University World News edisi Global. Hal ini diputus walaupun pegawai pendidikan pemerintah menggesa ia dibatalkan dengan mendakwa "Kami tahu akan akibatnya. Kementerian Pendidikan Malaysia tidak lama kemudian mengeluarkan Undip dari daftar universitas yang diiktiraf untuk para mahasiswa kedokterannya karena universitas tersebut dianggap gagal memenuhi persyaratan dari Malaysia Medical Council (MMC).

Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia kemudian dihubungi oleh Menteri Luar Negeri Malaysia untuk mencari kabar tentang orang Malaysia terhadap isu yang mengakibatkan memburuknya hubungan bilateral kedua negara. Duta Besar Indonesia telah dihubungi Menteri Luar Negeri Indonesia serta Kepala Kepolisian Republik Indonesia, yang meyakinkan bahwa langkah-langkah yang diperlukan akan diambil untuk menjamin keamanan warga Malaysia di Indonesia.

Sekretaris Dewan Keamanan Nasional, Datuk Mohamed Tajudeen Abdul Wahab telah menginstruksikan untuk semua perbatasan Malaysia, yang diawaki oleh militer, telah diperketat dan lembaga penegakan hukum yang telah diberitahu untuk bersiaga dari kemungkinan warga Indonesia yang protes melewati pantai Malaysia. Hal ini dibuat karena dalam menanggapi ancaman Benteng di Demokrasi Rakyat Indonesia (Bendera) yang akan berperang dengan mengirim 1.500 tentara - bersenjata dengan bambu runcing - ke Malaysia melalui udara, darat dan laut (10/08/2009). Kelompok ini merupakan kelompok yang sama dengan yang telah mendirikan blokade jalan di Menteng, Jakarta Pusat bulan lalu, untuk mencari orang MalaysiaTari Pendet, Malaysia, dan Bung Karno | ROSO DARAS

Posting Komentar

3 Komentar

  1. ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
    ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

    BalasHapus